PENANDATANGAN NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BNPT DENGAN BEKRAF TENTANG PENANGGULANGAN TERORISME MELALUI PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI KREATIF

Wed, 2019 September 25 | by BNPT

   Jakarta – Sejumlah Kementerian maupun Lembaga Negara telah menjalin kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dalam penanggulangan terorisme. Hal ini merupakan upaya BNPT untuk mendorong sinergi antar instansi pemerintah agar penanganan radikalisme dan terorisme berjalan secara menyeluruh dan menyentuh segala aspek kehidupan masyarakat. Mengingat akar permasalahan radikalisme dan terorisme yang sangat kompleks, sehingga negara perlu hadir untuk mengatasi permasalahan tersebut dari hulu ke hilir.

 



Kali ini BNPT menggaet Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk bekerja sama menanggulangi terorisme lewat pengembangan potensi ekonomi kreatif. Kerja sama ini tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandangani langsung oleh Kepala BNPT, Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, M.H., dan Kepala Bekraf, Triawan Munaf pada Selasa (24/09) pagi, bertempat di salah satu Gedung Kementerian di bilangan Jakarta Pusat. Beberapa hal yang menjadi ruang lingkup kerja sama dalam MoU ini diantara lain mencakup pertukaran informasi, riset dan edukasi hingga pemberian akses permodalan maupun pemasaran.

 

Dalam sambutannya, Kepala BNPT menjelaskan bahwa peramasalahan terorisme tidak hanya selalu ditekankan pada aspek penegakan hukum dan penindakan saja, namun juga perlu adanya perhatian untuk memberdayakan masyarakat yang rentan terpapar paham radikalisme dan terorisme menggunakan sentuhan-sentuhan humanis. Mengentaskan masalah akar terorisme menjadi tugas pokok BNPT, namun tidak hanya melakukan penanganan di hilir melainkan juga harus diidentifikasi dan diberikan treatment di hulu.

 

Usai prosesi penandatanganan MoU, Kepala Bekraf, Triawan Munaf menegaskan betapa pentingnya sektor ekonomi kreatif yang dapat menjadi tulang punggung Indonesia kedepannya. Sektor ini diungkapkan akan melemah jika masih ada indikasi intoleransi di tengah masyarakat. Oleh karena itu, peran BNPT sangat dibutuhkan untuk membantu menalaah treatment seperti apa yang tepat agar Bekraf dapat berperan.

 

“Ekonomi kreatif akan flourishing jika hidup di tanah yang toleran. Jika kita mengalami kemunduran (akibat paham radikal terorisme) mau dibawa kemana ekonomi kita. Apapun kita bantu untuk bisa membesarkan ekonomi kreatif kedepannya yang memiliki nilai besar dan potensi luar biasa. Kalau kita tidak jaga sama-sama, kita akan kehilangan talenta-talenta hanya karena cuci otak. Kita bukan ahlinya di bidang ini oleh karena itu dalam menanggulangi itu saya memerlukan BNPT untuk membantu,” lanjut Triawan Munaf.

 

Selanjutnya Kepala Bekraf berharap bahwa dengan adanya payung hukum kerja sama antara BNPT dan Bekraf, kedua instansi dapat mulai mengambil peran dan langkah dalam pelaksanaan atau implementasi kerja sama dengan tindaklanjut yang nyata. “Kita bisa sama-sama merancang, mulai dari menganalisa, mengidentifikasi kira-kira apa yang bisa dilakukan dari kerja sama ini. Baik itu secara substansi dari para pelaku ekonomi kreatif maupun melakukan pencegahan-pencegahan. MoU ini hanya menjadi formalitas, yang paling penting adalah follow up atau tindak lanjut pelaksanaannya,” harap Kepala Bekraf.

 

Ditemui usai penandatanganan MoU, Kepala BNPT mengungkapkan harapan besar akan kerja sama yang terjalin antara kedua instansi. BNPT menilai bahwa Bekraf merupakan mitra strategis yang dapat diajak bersama-sama mengurai akar permasalahan terorisme karena memiliki terobosan-terobosan membangun potensi ekonomi. Variabel ekonomi menjadi salah satu dari banyak akar permasalahan terorisme yang begitu kompleks.

 

“Bekraf memiliki banyak sekali ide gagasan bagaimana mengeksplorasi potensi-potensi di bidang ekonomi yang dikeluarkan oleh Bekraf. Kita punya banyak irisan dengan Bekraf, makanya kita lakukan MoU khususnya bagaimana mengoptimalkan hulu masalah supaya bisa kita sentuh, agar akar masalah terorimse dapat kita urai. Harapannya ke depan kerja sama dengan Bekraf akan meluas, bukan hanya dalam program-program kontra-radikalisme tapi juga program deradikalisasi bagi para mantan napiter dan keluarganya sehingga ada akses ekonomi yang merupakan salah satu akar permasalahan terorisme itu sendiri,” harap Kepala BNPT.