Tue, 2022 April 19 | by BNPT
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyepakati nota kesepahaman tentang pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak dalam penanggulangan terorisme, Selasa (19/4).
Seiring dengan berjalannya waktu, Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. menyatakan BNPT menemukan banyak keterlibatan perempuan dan anak dalam kejahatan terorisme. Tidak hanya menjadi perekrut, mereka pun turut menjadi pelaku teror.
Dalam kegiatan monitoring dan identifikasi yang dilakukan BNPT bersama K/L terkait, sebanyak 333 perempuan telah berangkat ke Irak dan Syiria. Boy Rafli juga menjelaskan sebanyak 315 anak terlibat dalam jaringan teror. Di antara angka tersebut bahkan terdapat anak berusia di bawah 10 tahun. Boy Rafli melihat keterlibatan ini menjadikan perempuan dan anak sebagai korban radikalisasi.
"Angka ini menunjukkan bahwa kita harus berusaha lebih lagi dalam aspek pencegahan terorisme terutama bagi perempuan dan anak," ucapnya. Menurutnya perempuan menjadi benteng untuk melindungi anak dari paham radikal terorisme.
Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E.,M.Si. (Bintang Puspayoga) pun mengatakan pelibatan perempuan dan anak dalam terorisme dapat dipengaruhi beberapa faktor mulai dari budaya patriarki, ekonomi, akses informasi, hingga faktor psikologis. Senada dengan Kepala BNPT, Bintang Puspayoga mendukung upaya pencegahan terorisme bagi kaum perempuan dan anak.
"Tindakan pencegahan penting karena anak adalah generasi penerus kita nantinya, perempuan menjadi tiang negara ini yang tangguh mandiri dan dapat mewujudkan anak-anak yang berkualitas," kata Menteri PPPA.
Selain menstimulasi peran perempuan dan anak dalam pencegahan terorisme, BNPT dan Kemen PPPA akan melakukan pemberdayaan ekonomi, sosial dan psikologis bagi perempuan dan anak yang menjadi korban teror. Seluruh sumber daya akan dikerahkan dalam mendukung program pemberdayaan ini. BNPT dan Kemen PPPA juga akan mengembangkan desa atau kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak yang menjadi pusat pembangunan ketahanan masyarakat dari paham radikal terorisme.